Friday 30 December 2011

TANDA KIAMAT : Kembalinya penyembah berhala

“Belum terjadi kiamat sehingga orang-orang dari umatku kembali menyembah berhala-berhala selain Allah.
(Hadits sahih Riwayat Imam Abu Dawud )




PELAJARAN DARI HADITS :
Bagi kaum jahiliyah,berhala adalah tuhan mereka. Berhala dijadikan tempat meminta pertolongan dan keselamatann hidup,padahal mereka sendiri yang membuat berhala tersebut. Ajaran Islam sangat menentang tindakan yang sangat tak masuk akal tersebut. Bagaimana mungkin benda yang tidak mempunyai kekuatan apapun tidak melihat tidak mendengar mereka sembah-sembah. Kelak fenomena ini akan terjadi kembali,tepatnya menjelang hari kiamat tiba.

Banyak riwayat Hadits yang menjelaskan hal ini,yaitu kembalinya manusia pada keyakinan masa jahiliyah, yaitu menyembah berhala. Semua riwayat itu adalah shahih dan berdasarkan kepada Nabi Muhammad Saw. Salah satunya adalah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, yang berbunyi,
"Kiamat tidak akan terjadi sampai tangan dan kali perempuan suku Daus menari di halaman Dzulkhilshah,yaitu berhala yang di sembah dizaman Jahiliyah. Ada sebuah Hadits lagi yang di riwayatkan Al-Barqani yang bersumber pada Nabi,yang berbunyi," Kiamat tidak akan terjadi sebelum ada suatu kaum dari umatku mengikuti orang-orang musyrik dan beberapa kelompok dari umatku menyembah berhala."

Hal senada juga terdapat dalam kitab Shahih Muslim,disebutkan bahwa Aisyah mendengar Rasulullah saw-bersabda,"Malam dan siang tidak akan hilang sampai 'lata dan uzza disembah."

Hadits tersebut memeberi gambaran bahwa kiamat akan terjadi setelah penyembah berhala pasca-jahiliyah dianut kembali. Sesuai dengan sumber hadits diatas pula nampak bahwa berhala yang akan disembah manusia kelak adalah Dzulkhilshah,Lata,dan Uzza- tanpa menutup kemungkinan ada jenis berhala-berhala yang lain. Semua jenis berhala ini adalah berhala-berhala yang juga disembah pada zaman jahiliyah dulu. Berhala berhala ini kemudian dihancurkan oleh Nabi Ibrahim as.ketika hendak menjadikan Ka'bah sebagai arah kiblat umat Islam. Sampai era Nabi Muhammad saw-semua jenis berhala ini masih ada dan disembah oleh orang-orang Quraisy.
Sekarang, berhala-berhala itu tidak bisa ditemukan, sekalipun di Makkah. Sebab,selain sudah dihancurkan oleh ajaran Islam kala itu, pola pikiran modern juga mengharuskan para penyembah berhala harus menyingkir dari wilayah perkotaan. Sebagian besar para penyembah berhala pindah kepedesaan yang berfikiran irasional (tidak masuk akal), tetapi itu juga bentuknya lebih lebih pada penyembahan pada pohon,tempat keramat dan sebagainya.

Disinilah bedanya,penyembah berhala zaman Jahiliyah dulu adalah orang-orang Quraisy zaman Nabi terkenal dengan pola pemikiran yang sangat maju. Sebab,mereka adalah kaum pedagang. Sementara penyembah berhala zaman sekarang lebih banyak didominasi oleh mereka yang berfikiran tradisional dan anti kemapanan. Mereka adalah golongan petani yang hidupnya percaya pada hal mistik.  

Lantas, bagaimana para penyembah berhala di masa yang akan datang,tepatnya menjelang Kiamat tiba?
Satu hadits pun tidak ada yang menjelaskannya,apakah para penyembah berhala adalah orang-orang yang berfikiran maju atau tradisional. Tetapi,yang jelas,siapa pun akan berkesimpulan sama bahwa orang yang menyembah berhala atau benda mati adalah perbuatan bodoh.

Tapi,bagaimana kita bisa mengatakan orang Quraisy adalah masyarakat bodoh,sementara mereka adalah orang yang berfikiran maju. Mereka bodoh dalam hal spiritual (ibadah), sementara cerdas dalam hal intelektual. Kehadiran Islam ditengah mereka dianggap suatu hal yang baru. Bagi mereka,terutama para penguapanya,melepaskan agama nenek moyangnya sama saja dengan melepas jabatan dan kehormatan. Dengan begitu mereka lebih baik bertahan pada keyakinan lamanya,walaupun hati mereka membenarkan ajaran yang di bawa Nabi Muhammad saw.

Melihat sejarah penyembah berhala terdahulu, maka yakinlah kita apabila keyakinan terhadap berhala dihidupkan lagi,maka pada saat itulah perbudakan akan terjadi di mana-mana! Maka biasanya wanita yang menjadi korban karena dia ibarat boneka yang bisa di permainkan oleh siapa saja. Kita tidak bisa menolak,bahwa kelak fenomena berhala akan kembali hidup, yaitu menjelang Kiamat. Pada saat itu kebenaran sangat sulit di dapat. Manusia tidak lebih baik dari binatang,yang bebas melakukan perzinahan di jalanan.

Al-Bazzar dalam musnad-nya dan Ibnu Hiban dalam shahih-nya meriwayatkan dari Abdullah Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw-bersabda,"Kiamat tidak akan terjadi hingga orang-orang bersenggama dijalan seperti keledai." Abdullah ibnu Umar bertanya,"Itu sungguh terjadi?" beliau Saw-menjawab,"Ya,itu sungguh terjadi."
Dalam konteks sekarang,apakah terminologi berhala identik dengan patung-patung atau benda yang sifatnya bukan informatif-yang tidak bisa memberikan informasi,seperti TV,internet,handphone dan sebagainya.

Pada prinsipnya,berhala lebih dikonotasikan pada patung atau benda antik lainnya yang dianggap keramat. Seiring dengan perubahan zaman,pengertian semacam ini sebenarnya bisa berkembang. Berhala bisa saja diartikan dengan benda-benda teknologi bermutu tinggi,yang kemudian disembah-sembah dan didewajan. Pengartian ini lebih pas atau korelatif (berhubungan) bila dihubungkan dengan konteks sekarang.

Sekarang,hampir setiap hari kita nonton TV,surving internet,handphone,telpon,komputer dan sebagainya.
Sekarang,kita begitu mudah mengakses gambar wanita seksi dan sensual dengan gratis di internet, atau mungkin artis-artis dan penyanyi yang “membius” para penggemarnya tiap kali beraksi diatas panggung sampai lupa diri, dan inilah yang sekarang di puja-puja sebagai buatan manusia yang mengagungkan. Bagaimana fenomena berhala masa depan,apakah lebih canggih lagi di bandingkan sekarang? Kita tidak bisa memastikan.
Kalau boleh menebak, keadaan lebih berbahaya dibandingkan sekarang. Kalau dulu berhala itu berupa patung (benda mati) barangkali  berhalanya orang modern adalah benda hidup, persis gambaran jaman sekarang ini para remaja yang memberhalakan artis idolanya apalagi pada waktu berhalanya menunjukkan kebolehannya dipanggung mereka histeria seakan-akan melihat tuhannya, naudzubillah.

4 comments:

  1. Ketika Rasulullah Saw. menantang berbagai keyakinan bathil dan pemikiran rusak kaum musyrikin Mekkah dengan Islam, Beliau dan para Sahabat ra. menghadapi kesukaran dari tangan-tangan kuffar. Tapi Beliau menjalani berbagai kesulitan itu dengan keteguhan dan meneruskan pekerjaannya.

    ReplyDelete
  2. Jangan selalu samakan penyanyi panggung dengan berhala mas. anda jangan menyamaratakan begitu saja. anda sendiri yang tulis bahwa "Berhala dijadikan tempat meminta pertolongan dan keselamatan hidup", tapi mereka para penikmat musik tidak pernah meminta keselamatan hidup seperti yang anda kira. anda menulis artikel tentang agama, seharusnya anda lebih berhati-hati dalam memilih kalimat dan isi.

    kami penikmat musik termasuk saya memang pernah ikut nonton konser, dari konser musik halus sampai musik keras, kami terbius dalam hiburan. tapi saya masih punya otak, saya masih sholat dan saya anggap itu hanya hiburan semata, tidak lebih, apalagi sampai memohon keselamatan. anda jangan memfintah.

    ReplyDelete
  3. yg dimaksud disini memberhalakan artis secara maknawi (tersamar) anda apakah belum pernah melihat remaja yang rela mengantri tiket boyband 2 jutaan sebelum subuh sampai 11 siang diberita? bahkan mereka lebih memilih membuang duit daripada sholat subuh menghadap Allah swt, apakah itu artinya boyband lebih mulia daripada sang Pencipta? menurut pandangan mereka?, padahal merekapun mengaku muslim? cobalah anda jelaskan letak kesalahan tulisan ini, saya tidak menilai penikmat musik penyembah berhala, tp mereka yang berlebihan saja mengagungkan artis melebihi Tuhannya , naudzubillah.

    ReplyDelete
  4. saya jg mendengar musik hanya sebagai obat lelah tidak sampai mengagungkan artisnya

    ReplyDelete

Komentarnya sangat diharapkan, Terima kasih