Tuesday 27 March 2012

[HADITS] SUDAH BENARKAH CARA BERDAKWAH ANDA?


إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه. ولا ينزع من شيء إلا شانه
“Sesungguhnya tidaklah kelembutan berada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu kecuali akan merusaknya.” (HR. Muslim 2594)

PELAJARAN DARI HADITS :


Segala puji dan sanjungan hanyalah milik Alloh yang telah menjadikan agama yang agung ini adalah agama yang mudah, sesuai firmannya  Alloh Ta’ala berfirman :

 “Alloh menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesulitan bagi kalian.” (Al-Baqoroh : 185).

Semoga salam dan kesejahteraan senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi yang mulia telah yang menjadikan agama ini sebagai agama kelemahlembutan dan penuh kedamaian. Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Maka wahai hamba Alloh, wajib bagi anda untuk berlemah lembut dengan dirinya dan dengan hamba-hamba Alloh Azza wa Jalla lainnya. 

Tidak diragukan lagi, bahwa dakwah adalah salah satu kewajiban terpenting yang diemban oleh kaum muslimin. Bahkan dakwah adalah suatu kebutuhan paling pokok dan lebih pokok dari kebutuhan makanan dan minuman sekalipun. Tanpa adanya dakwah (Nasehat berisi ilmu agama), maka tentulah akan sirna dan pupus agama ini dan hilanglah hikmah Alloh mengutus para Nabi-Nya dan menurunkan kitab suci-Nya. Dan jika demikian manusiapun tak ubahnya hewan buas yang kerjaannya menyibukkan diri dengan menuruti hawa nafsu syahwat yang tidak pernah ada habisnya dan saling bertarung hanya karena berebut tulang (barang sepele) yang mengutamakan sifat iri, dengki, individualisme seperti layaknya kehidupan hewan dialam bebas . Karena agama (islam) manusia jadi mulia karena mencampakkan agama pula manusia bisa lebih rendah kelakuannya daripada hewan.

Dengan dakwah Islam ini, manusia akan terangkat dari kehinaan kebodohan, kemaksiatan dan kekufuran. Dengan dakwah, manusia tercerahkan dari kegelapan menuju cahaya. Dengan dakwah pula, manusia memperoleh kebahagiaan dan kemuliaannya baik di dunia maupun di akhirat.
Allah SWT berfirman : “Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).” (QS al-Baqoroh : 257)

Namun, dakwah itu haruslah diiringi dengan ilmu dan pengetahuan yang cukup walaupun tidak harus sampai setingkat ustadz atau ulama tapi karena kewajiban dakwah itu adalah  wajib bagi setiap muslim dengan berapapun pengetahuan yang dia miliki asal tahu dasar cara berdakwah yang benar dan ilmu walaupun sedikit namun yang penting shahih / lurus dan benar dan percuma juga / sia-sia orang yang banyak ilmu namun ilmunya itu adalah ilmu yang batil dan sesat apalagi diiringi dakwah yang bertipe penyerang. Tanpa ilmu, maka akan sia-sialah dakwahnya dan bahkan akan lebih memadharatkan ketimbang memberikan manfaat. Seorang da’i yang mengajak dengan kejahilan maka dikhawatirkan ia akan menjadi sesat dan menyesatkan.
Alloh Ta’ala berfirman di dalam Kitab-Nya yang mulia :
“mengikutiku menyeru kepada Alloh kepada hujjah yang nyata.” (QS Yusuf : 108)

Ayat di atas menunjukkan bahwa Nabi dan orang-orang yang mengikuti beliau berdakwah menyeru kepada Alloh di atas bashiroh (hujjah yang nyata). Demikian pula, dakwah itu haruslah dengan cara yang baik. Dengan cara yang hikmah, santun, lemah lembut dan ramah. Tanpa kelemahlembutan dan akhlak yang baik, niscaya dakwah akan menyebabkan orang lari dari kebenaran yang diserukannya dan bahkan justru mereka akan menjadi benci dari agama yang menjadikan sumber  kemaslahatan umat ini. Sesuai firman-Nya ;
 “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS an-Nahl : 125)

Ayat di atas menunjukkan perintah Alloh untuk berdakwah menyeru manusia kepada jalan Alloh dengan cara yang hikmah / penuh dengan pelajaran dan keteladanan, dengan pelajaran yang baik dan membantah dengan cara yang lebih baik daripada yang mereka ucapkan.
Alloh Jalla wa ’Ala berfirman di dalam Kitab-Nya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS Ali ’Imran : 159)

Ayat di atas menunjukkan, bahwa Rasulullah sebagai makhluk yang paling mulia dan paling baik, diberikan rahmat oleh Alloh berupa kelemahlembutan. Yang sekiranya apabila Rasulullah tidak bersikap lemah lembut dan bersikap kaku lagi kasar, niscaya orang-orang akan menjauh dan lari dari diri beliau. Demikianlah, dakwah itu dilaksanakan untuk mengajak dan menyeru manusia kepada kebenaran, bukannya malah menjauhkan mereka dari kebenaran. Dakwah itu ditegakkan untuk mendekatkan manusia kepada kebaikan bukannya malah melarikan mereka dari kebaikan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda kepada Mu’adz dan Abu Musa Radhiyallahu ‘anhuma ketika mengutus keduanya ke Yaman :
“Permudahlah dan janganlah kalian berdua mempersulit, berikanlah berita gembira dan jangan membuat mereka lari.” (Muttafaq ‘alaihi)

Namun sungguh amat disayangkan. Betapa banyak di zaman ini, mereka yang mengaku sebagai orang yang meniti manhaj para Nabi di dalam berdakwah (baca: ahlussunah wal jama’ah), yang mengklaim sebagai orang yang mengikuti manhaj salaf di dalam berdakwah, namun realitanya mereka menyelisihi manhaj para Nabi dan Salaf. Mereka berdakwah dengan sikap keras, kasar, kaku, gegabah, tergesagesa lagi berakhlak buruk. Dakwah mereka dikarakteristiki dengan sikap yang keras terhadap kaum muslimin, tidak mau senyum dan memberikan salam, ataupun menjawab salam mereka. Dakwah mereka dikenal sebagai dakwah yang penuh dengan cercaan, makian, hujatan, umpatan, gunjingan, adu domba, fitnah dan segala keburukan lainnya. Namun ironisnya, mereka mengaku sebagai da’i ahlus sunnah pengikut dakwah salaf shalih (orang-orang shalih terdahulu).

Di zaman ini, dakwah ahlus sunah atau dakwah manhaj nubuwah yang mubarokah ini, dicemari oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang mengkarakteristiki dakwah mereka dengan sifat-sifat buruk sebagaimana tersebut di atas. Dakwah utama mereka bukanlah mengajak ummat kepada Islam yang shahih, kepada Kitabullah yang mulia dan sunnah Nabi yang suci, namun mereka mengajak ummat kepada pertikaian, perselisihan dan permusuhan. Mereka sangat mudah sekali menvonis sesat, bid’ah –bahkan meng-kafirkan- terhadap seudara-saudara mereka sesama muslim yang mereka anggap jatuh kepada kesalahan-kesalahan. Tanpa ada sikap nasehat yang baik terlebih dahulu, tanpa ada kelemahlembutan dan keinginan kuat agar orang-orang yang mereka anggap tersalah ini bisa ruju’ (kembali) kepada kebenaran. Ironisnya, mereka seakan-akan lebih senang dengan ketergelinciran saudara mereka, sehingga dengan demikian mereka dapat menerapkan hobby dan ambisi mereka untuk mencela, mentahdzir, menghajr bahkan mentabdi’. Seakan-akan tidak ada keinginan di benak mereka untuk mengembalikan saudara-saudara mereka seislam kepada kebenaran. Dan akibatnya kita seperti orang yang ribut sendiri sementara musuh-musuh kita (orang kafir) menertawakan kita ditengah keterpurukan dan kebodohan kita. Naudzubillah

Sungguh wahai saudaraku janganlah anda berbuat demikian, yang asal bicara agama tanpa memikirkan akibatnya . Padahal agama ini (islam) adalah agama yang lurus dan haq didalamnya penuh dengan kedamaian dan kesejahteraan yang membimbing  umatnya kedalam kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka janganlah anda membuat islam seakan-akan seperti agama teroris (baca: yahudi cs) yang ajarannya cuman mengumbar anarkisme dan amat meresahkan masyarakat. Janganlah anda membuat orang lari dari Islam, janganlah anda membuat Islam yang diridhoi-Nya ini dianggap sebagai agama yang gemar mencela, anarkisme, dan agama yang paling fanatik sempit.

 Justru yang sebenarnya Islam itu adalah agama rahmatan lil alamin (kasih sayang bagi seluruh alam) bukti kecilnya yaitu jika kita mau menyembelih hewan kita harus menajamkan pisau supaya hewan itu tidak merasa kesakitan yang panjang atau dengan hewan yang kelaparan kita harus memberinya makan. Jika kita punya kelebihan makanan sementara hewan piaraan kita mati kelaparan itu sungguh hal yang dosa besar bahkan dalam satu riwayat hadits disebutkan bahwa orang yang banyak amalnya masuk neraka hanya karena menelantarkan binatang peliharaannya.

Inilah saudaraku dengan hewan saja yang tidak punya akal kita disuruh berakhlaq baik dengannya apalagi dengan manusia yang punya rasa, hati dan akal pikiran yang tentu saja kita harus berakhlaq baik lebih daripada prilaku kita kepada makhluk lainnya. Oleh sebab itu marilah kita pelajari dan ambil hikmah dari pelajaran sejarah Nabi dalam berdakwah khususnya Nabi muhammad SAW dan para sahabatnya yang diridhoi-Nya. Pelajarilah cara Rasulullah SAW berdakwah dan para sahabatnya ra. dalam menegakkan dinul haq ini dan pahami lalu praktekkan Insya Allah dakwah anda berhasil. Sesuai dengan sabda beliau SAW :

“Kamu tidak akan pernah bisa menarik simpati orang lain dengan harta benda yang kamu miliki, tetapi kamu bisa menarik simpati orang lain dengan wajah ceria (senyum) dan dengan akhlak yang baik.” (HR Abu Ya’la dan Al Baihaqi)


Dari hadits diatas dapat kita ambil pelajaran bahwa dakwah kita takkan berhasil jika dakwah kita tidak beres walaupun kita punya banyak harta untuk membiayai dakwah kita. Akan tetapi orang lain akan simpati dengan ajaran Islam ini jika kita berdakwah dengan murah senyuman dan budi pekerti / akhlaq yang mulia.


“BERDAKWAHLAH DENGAN CARA YANG  SYAR’I, JANGAN MEMBUAT ORANG LARI. YAITU DENGAN MENODAINYA DAKWAH ANDA DENGAN KATA-KATA YANG MENYAKITKAN  HATI”. (SYAIR ASHABUL MUSLIMIN)


Wallohul Musta’an.

0 comments:

Post a Comment

Komentarnya sangat diharapkan, Terima kasih